MASA
PENDUDUKAN JEPANG
DI
INDONESIA
Masa
pendudukan Jepang di Indonesia adalah masa yang sangat berpengaruh bagi
perkembangan Indonesia. Umumnya beranggapan bahwa masa pendudukan Jepang adalah
masa paling kelam dan penuh penderitaan.
Akan
tetapi tidak semuanya itu benar,ada beberapa kebijakan pemerintah pendudukan
Jepang yang memberikan dampak positif, terutama dalam pembentukan nasionalisme
dan pelatihan militer bagi pemuda Indonesia.
Dalam
masa pendudukan Jepang yang singkat itu telah membawa dampak positif dan juga
dampak negatif bagi bangsa Indonesia pada umumnya. Dampak Positif Pendudukan
Jepang Tidak banyak yang mengetahui tentang dampak positif pendudukan Jepang di
Indonesia.
1. Dampak
positif
Beberapa dampak positif Positif
Pendudukan Jepang di Indonesia anta lain sebagai berikut :
v
Di
perbolehkannya bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa komunikasi nasional.
v
Jepang
mendukung semangat anti-Belanda. Antara lain menolak pengaruh-pengaruh Belanda,
misalnya perubahan nama Batavia menjadi Jakarta.
v
Jepang
mendekati pemimpin nasional Indonesia seperti Sukarno dengan harapan mau
membantu Jepang memobilisasi rakyat Indonesia.
v
Dalambidang
ekonomi didirikannya kumyai yaitu koperasi yang bertujuan untuk kepentingan
bersama.
v
Mendirikan
sekolah seperti SD 6 tahun, SMP 9 tahun, dan SLTA. Pembentukan strata
masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu rukun tetangga (RT)
atauTonarigumi.
v
Diperkenalkan
suatu sistem pertanian line system (system pengaturan bercocoktanam secara
efisien) yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan.
v
Dibentuknya
BPUPKI dan PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Dari sini munculah
ide Pancasila.
v
Melatih
dan mempersenjatai pemuda-pemuda Indonesia demi kepentingan Jepang pada
awalnya. Namun oleh pemuda hal ini dijadikan modal untuk berperang yang
dikemudian hari digunakan untuk menghadapi kembalinya pemerintah colonial
Belanda.
v
Dalam
pendidikan dikenalkannya sistem Nippon-sentris dan diperkenalkannya kegiatan upacara
dalam sekolah.
2. Dampak
Negatif
Selain dampak positif di atas,
pendudukan Jepang juga membawa dampak negatif yang luar biasa, antara lain:
v
Penghapusan
semua organisasi politik dan pranata sosial warisan Hindia Belanda.
v
Romusha,mobilisasi
rakyat Indonesia (terutama warga Jawa) untuk kerja paksa dalamkondisi yang
tidak manusiawi.
v
Ekploitasi
segala sumber daya seperti sandang, pangan, logam, dan minyak demi
kepentinganperang. Akibatnya beras dan berbagai bahan pangan petani dirampas
Jepangsehingga banyak rakyat yang menderita kelaparan.
v
Krisisekonomi
yang sangat parah. Hal ini karena dicetaknya uang pendudukan secara besar-besaran
sehingga menyebabkan terjadinya inflasi.
v
Kebijakanself
sufficiency (kawasan mandiri) yang menyebabkan terputusnya hubungan ekonomi
antar daerah.
v
Kebijakanfasis
pemerintah militer Jepang yang menyebar polisi khusus dan intelijen dikalangan
rakyat sehingga menimbulkan ketakutan.
v
Pemerintah
Jepang bebasmelanggar hak asasi manusia dengan menginterogasi, menangkap,
bahkan menghukummati siapa saja yang dicurigai atau dituduh sebagai mata- mata
atau anti-Jepang tanpa proses pengadilan.
v
Pembatasanpers
sehingga tidak ada pers yang independen, semuanya di bawah pengawasanJepang.
v
Terjadinya
kekacauan situasi dan kondisi keamanan yang parah seperti maraknya
perampokan,pemerkosaan dan lain-lain.
v
Pelarangan
terhadap buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris yang menyebabkan pendidikan yang
lebih tinggi terasa mustahil.
v
Banyakguru
yang dipekerjakan sebagai pejabat pada masa itu sehingga menyebabkan kemunduran
standar pendidikan secara tajam.
Peristiwa
Rengasdengklok
Di
setiap momen peringatan kemerdekaan republic Indonesia, kita diingatkan lagi
oleh satu peristiwa yang mengawali proklamasi kemerdekaan republic Indonesia
yaitu peristiwa rengasdengklok.
Tanpa
peristiwa itu, barangkali kita tidak akan merdeka seperti saat ini. Peristiwa
rengasdengklok adalah peristiwa dimulai dari "penculikan" yang
dilakukan oleh sejumlah pemuda yaitu soekarni,, wikana dan chairul shaleh dari
perkumpulan "menteng 31' terhadap soekaerno dan hatta. Peristiwa ini
terjadi pada tanggal 16 agustus 1945 pukul 04.00 wib.
1. Jepang
kalah perang pasifik
dari sekutu & bom atom kota
Hirosima dan Nagasaki
Adanya
berita dari siaran radio yang diterima oleh golongan pemuda bahwa Jepang sudah
kalah dalam perang pasifik semakin jelas dengan dijatuhkan bom atom oleh sekutu
di kota Hiroshima melemah dan keharusan Jepang melakukan penyerahan diri tanpa
syarat pada pihak sekutu memicu aksi beberapa organisasi bawah tanah dan para
tokoh pemuda. Bahkan pada tanggal 10 agustus 1945, setelah mendengar siaran
radio yang kebetulan tidak disegel oleh pemerintah militer jepang,bahwa jepang
sudah memutuskan dan Nagasaki pada tanggal 9 agustus 1945.
Akibat
peristiwa tersebut, kekuatan jepang makin untuk menyerah kepada sekutu
menghadapkan para pemimpin Indonesia pada masalah yang cukup berat. Indonesia
mengalami kekosongan kekuasaan (vacuum of power). Jepang masih tetap berkuasa
atas Indonesia meskipun telah menyerah, sementara pasukan sekutu yang akan
menggantikan mereka belum datang. Gunseikan telah mendapat perintah-perintah
khusus agar mempertahankan status quo sampai kedatangan pasukan sekutu.
Adanya
kekosongan kekuasaan menyebabkan munculnya konflik antara golongan muda dan
golongan tua mengenai masalah kemerdekaaan Indonesia. Golongan muda
menginginkan agar proklamasi kemerdekaan segera dikumandankan sedangkan
golongan tua menginginkan proklamasi kemerdekaan harus dirapatkan dulu dengan
anggota PPKI. Kemudian golongan muda mengadakan
rapat di ruangan lembaga bakteriologi di pegangsaan timur, Jakarta tanggal 15
agustus 1945 pukul 20.00 WIB. Rapat tersebut dipimpin oleh chaerul shaleh yang
menghasilkan keputusan tuntutan-tuntutan golongan muda yang menegaskan bahwa
kemerdekaan Indonesia sendiri, tidak dapat diigantungkan kepada bangsa lain.
Segala
ikatan, hubungan dan janji kemerdekaan harus diputus, dan sebaliknya perlu
mengadakan perundingan dengan ir,, soekarno dan mohammad hatta agar kelompok
pemuda diikutsertakan dalam menyatakan proklamasi. Langkah selanjutnya malam
itu juga sekitar jam 22.00 WIB wikana dan darwis mewakili kelompok muda
mendesak soekarno agar bersedia melaksanakan kemerdekaan Indonesia secepatnya
lepas dari jepang.
Ternyata
usaha tersebut gagal, soekarno tetap tidak mau memproklamasikan kemerdekaan
sebelum rapat PPKI menyebabkan golongan muda berpikir bahwa golongan tua
mendapat penngaruh dari jepang.
Selanjutnnya
golongan muda mengadakan rapat di jl. Cikini 71 Jakarta pada pukul 24.00 WIB
menjelang tanggal 16 agustus 1945. Mereka membawa soekarno dan hatta ke
rengasdengklok. Rapat tersebut menghasilkan keputusan bahwa ir. Soekarno dan
drs. Moh. Hatta harus diamankan dari pengaruh jepang.
Tujuan
para pemuda mengamankan soekarno hatta ke rengasdengklok antara lain :
v
Agar
tidak terpengaruh jepang, dan Mendesak supaya segera memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia.
v
Pemimpin
gerakan bawah tanah (Sutan Sjahrir) mendesak Soekarno-Hatta agar segera
memproklamasikan kemerdekkaan Indonesia
lepas dari campur tangan jepang.
v
Tetapi
pada waktu itu baik soekarno maupun hatta belum yakin betul dalam bahwa jepang
telah menyerah.
v
Disamping
itu mereka merasa khawatir bila proklamasi dilakukan pada waktu itu juga, maka
akan mengkibatkan terjadinya pertumpahan darah.
v
Sjahrir
sendiri bersama dengan pemimpin gerakan bawah tanah lainnya sudah melakukan
konsolidasi bersama dengan membuat berbagai macam selebaran, tulisan yang
berisi kata-kata anti jepang.
v
Selain
itu sjahrir juga telah mengorganisir para gerilyawan dan pelajar Jakarta dan
daerah untuk mengadakan demontrasi dan deklarasi kemerdekaan secara
besar-besaran pada tanggal 15 agustus 1945.
v
Tanggal
15 agustus diyakini oleh sjahrir sebagai tanggal dimana soekarno dan hatta akan
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
v
Setelah
semua persiapan mulai dilakukan, menjadi jelas bahwa soekarno dan hatta tidak
bersedia memproklamasikan kemerdekaan tangggal 15 agustus 1945.
v
Mereka
masih berharap untuk menghindari pertumpahan darah sambil menunggu keputusan dari pemerintahan
jepang.
v
Akibat,
ketidak sediaan soekarno dan hatta tersebut pada tanggal itu juga di Cirebon
terjadi suatu revolusi yang dipimpin oleh Dr Sudarsono.
2. Penculikan
soekarno-hatta
ke rengasdengklok
Pada tanggal 16 agustus 1945 pagi,
soekarno dan hatta tidak dapat ditemukan di jakrta. Mereka telah dibawa oleh
para pemimpin pemuda, diantaranya sukarni, yusus kanto, dan sydanco singgih,
pada malam harinya ke garnesium PETA ( PEMBELA TANAH AIR) di rengasdengklok ,
sebuah kota kecil yang terletak sebelah utara karawang. Pemilihan
rengasdengklok sebagai tempat pengamanan soekkarno hatta, didasarkan pada perhitungan
militer.
Antara anggota PETA daidan purwakarta
dan daidan Jakarta terdapat hubungan erat sejak keduanya melakukan latihan
bersama. Secara geografis , rengasdengklok letaknya terpencil, sehingga dapat
dilakukan deteksi dengan mudah setiap gerakan tentara jepang yang menuju
rengasdengklok, baik dari arah Jakarta, Bandung atau Jawa Tengah. Revolusi ini
berhasil dipadamkan oleh militer jepang.
Sementara itu, gerakan bawah tanah
pimpinan soekarni yang didukung oleh sejumlah organisasi persatuan mahasiswa
pada tanggal 16 agustus 1945, jam 04.00 dini hari WIB meculik soekarno dan
hatta untuk dibawa ke garnisium peta (pembela tanah air) di rengasdengklok.
Disana mereka menyakinkan kedua tokoh
nasional itu dan kembali mendesak pada keduanya untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia.
Untuk menekan keduanya, soekarni
mengatakan bahwa ada 15.000 pemuda bersenjata dipinggiran kota Jakarta yang siap masuk kekota begitu
proklamasikan dibacakan untuk menghadapi militer jepang. Menghadapi situasi
demikian, soekarno dan hatta menyakinkan pada mereka bahwa masih ada
kemungkinan pihak jepang secara sukarela akan memberikan kemerdekaan pada Indonesia.
Demi pertumpahan darah yang tidak
perlu, setidaknya soekarno dan hatta ingin memastikan terlebih dulu sikap para
petinngi militer jepang, tentang kemerdekaan Indonesia. Terlebih kedua tokoh
tersebut yakin bahwa setiap deklarasi kemerdekaan harus dilakukan melalui suatu
panitia persiapan kemerdekaan yang mewakili seluruh rakyat Indonesia, dijawa
maupun diluar jawa. Dengan demikian deklarasi proklamasi akan mendapat dukungan
dari semua rakyat.
Sementara itu, golongan tua yang ada dijakarta
segera mengetahui perihal penculikan itu. Akhirnya ahmad subarjo dan yusuf
konto menuju ke rengasdengklok. Rombongan tersebut tiba direngasdengklok pukul
17.30 WIB. Ahmad Subarjo yang memiliki hubungan dekat dengan sukarni segera
menuju ke rengasdengklok untuk membujuk sukarni dan para pemimpin pemuda
mahasiswa lain untuk membawa kembali sukarno dan hatta kejakarta. Atas jaminan
dari Ahmad Subarjo bahwa proklamasi akan segera dideklarasikan, maka golongan
pemuda membawa kembali soekano dan hatta kejakarta.
Peranan Ahmad Subarjo sangat penting
dalam peristiwa kembalinya soekarno dan hatta ke Jakarta, sebab mampu
meyakinkan para pemuda bahwa proklamasi kemerdekaan akandilaksanakan keesekon
harinya paling lambat pukul 12.00 WIB, nyawanya sebagai jaminan. Akhinya
soebeno sebagai komandan kompi peta setempat bersedia melepaskan soekarno dan
hatta kejakarta.
Begitu tiba kembali dijakarta pada
tanggal 16 agustus 1945 pukkul 23.000 wib, tengah malam, ir. Sooekarno dan
hatta segera menghubungi pemimpin angkatan perang jepang dijawa bernama
nishimmura dan minta pendapat mereka perihal rencana kemerdekaan Indonesia.
Para pemimpin militer jepang di indonesia memberikan penegasan bahwa pihak
Jepang tidak akan menyetujui suatu deklarasi kemerdekaan penegasan bahwa pihak
jepang tidak akan menyetujui suatu deklarasi kemerdekaan oleh orang Indonesia.
Penolakan permintaan tersebut dengan
alasan bahwa indonesia masih dalam statud quo, arrtinya belum ada penyerahan
kekuasaan dari jepang kepada sekutu.karena ditolak, maka usaha mempersiapkan
proklamasi dilakukan di rumah Laksmana Muda Maeda, seorang perwira angkatan
laut jepang.
Setelah
kemudian dikonfirmasikan dengan soekarno, maka jelas bagi kedua tokoh itu bahwa
cara yang disarankan Sjahrir, Soekarni, Wikana, Chairul Saleh dan pemimpin
gerakan bahwa tanah dan pemimpin pemuda mahasiswa lainnya adalah satu-satunya
cara untuk mencapai kemerdekaan. Melaksanakan deklarasi kemerdekaan yang lepas dari
campur tangan jepang.
Pada
malam itu juga, hatta menghubungi marsekal muda Maeda (salah satu pemimpin militer
Jepang di Indonesia yang mendukung bagi terlaksananya kemerdekaan Indonesia)
untuk minta kesediannya agar di ijinkan menggunakan rumahnya sebagai tempat
perumusan naskah proklamasi.
Maeda
pun menyetujui keinginan tersebut. Mengapa dirumah laksmana muda maeda? ada dua
alasan :
v
Laksmana
muda maeda mendukung perjuangan bangsa Indonesia.
v
Factor
keamanan : hak prerogratif kekuasaan wilayah militer angkatan laut yang tidak
dapat diganggu gugat oleh angkatann darat.Selain soekarno dan hatta, dalam
pertemuan itu hadir antara lain ahmad subarjo, wikana dan soekarni. Setelah
berdiskusi lama, teks proklamasi akhirnya
berhasil dirumuskan.
Peristiwa Seputar Perumusan & pembacaan
Naskah Proklamasi
1. Perumusan
naskah proklamasi
Perumusan
naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia mengambil ditempat dirumah seorang
perwira tinggi Angkatan Laut Jepang, Laksamana Muda Maeda, di Jl. Imam Bonjol 1 Jakarta. Di rumah
Maeda hadir para anggota PPKI, tokoh-tokoh pemuda seperti Chairul saleh,
Soekarni, B.M. Diah, soediro, Sayuti Melik, dan orang-orang Jepang dari
Angkatan Darat, seperti Nishijima, Yshizumi dan Myoshi.
Perumusan
naskah proklamasi dilakukan oleh Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebarjo, yang
disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah dan Soediro. Soekarno menuliskan naskah
proklamasi itu pada secarik kertas bergaris. Setelah mendapat kesepakatan
bersama, maka naskah proklamasi tulisan tangan itu dibawa keruang tengah rumah
Laksmana Muda Maeda.
Naskah
proklamasi itu kemudian diperdebatkan untuk mendapat kesempurnaan. Hal ini
terbukti dari adanya tiga coretan, yaitu kata "pemindahan",
"penyerahan", dan "diusahakan". Disepakati pula yang
mendatangani naskah proklamasi kemerdekaan itu ialah soekarno dan hatta.
Penggetikan
naskah proklamasi dilakukan oleh sayuti melik atas permintaan soekarni. Sayuti
melik yang mengetik naskah proklamasi itu mengadakan tiga perubahan yaitu kata
'tempoh" diganti dengan "tempo" , sedangkan bagian akhir
"wakil-wakil bangsa Indonesia" diganti dengan "atas nama bangsa
Indonesia". Cara menulis tanggal diubah sedikit menjadi "Djakarta,
hari 17 boelan 8 tahoen 05". Naskah yang sudah diketik itu kemudian ditanda
tangani oleh Soekarno dan Hatta dengan disaksikan oleh semua yang hadir di
rumah Laksmana Muda Maeda.
Pembacaan
naskah proklamasi itu disepakati pula akan dilakukan dirumah pribadi Soekarno
di Jl. Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jl. Proklamasi 56)Jakarta, pada jam 10
WIB.Pemilihan tempat itu dengan maksud
atau dasar pertimbangan keamanan dan supaya tidak menyinggung perasaan Saiko
Sisiskan (Panglima Angkatan Darat ke-16 di Jawa) Jendral Yuichiro Nagano dan
Gunseikan (kepala pemerintahan) Jendral Yamamoto, sebagai penguasa yang
berkewajiban memelihara status quo di seluruh wilayah yang diduduki dengan
melarang semua kegiatan politik sejak tanggal 16 Agustus 1945 jam 12.00. Notes:
Hapsari, Ratna. 2010. Sejarah.Pekanbaru: Amara. Arifin suryo nugroho dan iponk
jazima, 2011, detik-detik proklamasi, narasi (anggota IKAPI), yogjakarta.
2. Pembacaan
teks Proklamasi
Perundingan
antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi
ditulis diruang makan di laksamana Tadashi Maeda jln Imam Bonjol No 1.
Para
penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr.
Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di
ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni
mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno
dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Teks
Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus
1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain
Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti.
Acara
dimulai pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung
pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit
oleh bu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil
walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.
Pada
awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan
pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu
ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed
untuk tugas tersebut.
Seorang
pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih ( Sang
Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya.
Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sampai saat
ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.
Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan
Pelopor yang dipimpin S. Brata datang terburu- buru karena mereka tidak
mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan.
Mereka
menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta
memberikan amanat singkat kepada mereka. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan
menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia,
yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45.
Dengan
demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk
Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian. Setelah
itu Soekarno dan M. Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan
persetujuan dari PPKI sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia
yang pertama. Presiden dan Wakil Presiden akan dibantu oleh sebuah Komite
Nasional.
Proses Terbentuknya
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Sebagai
negara yang baru lahir, Indonesia belum memiliki undang-undang dasar yang
berfungsi untuk mengatur segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
1. Pembentukan
Kelengkapan Pemerintahan
Sehari sesudah proklamasi kemerdekaan,
pada tanggal 18Agustus 1945 PPKI mengadakan sidangnya yang pertama di Gedung
Kesenian Jakarta. Sidang dipimpin oleh Ir. Soekarno dengan Drs. Mohammad Hatta
sebagai wakilnya. Anggota siding PPKIsebanyak 27 orang.
Melalui pembahasan secara musyawarah,
siding mengambil keputusan penting, antara lain sebagai berikut :
v
Ir.
Soekarno dipilih sebagai presiden RI dan Drs.MohammadHatta sebagai wakil
presiden Republik Indonesia.
v
Pekerja
Presiden RI untuk sementara waktu oleh sebuah Komite Nasional. Pembukaan UUD
1945 yang disahkan oleh PPKI hamper seluruh bahannya diambil dari Rancangan
Pembukaan UUD hasil kerja Panitia Perumus pada tanggal 22 Juni 1945 yang
disebut Piagam Jakarta. Bahan tersebut telah mengalami beberapa perubahan,
yaitu sebagai berikut :
a) Kata " mukadimah" diganti
"pembukaan".
b) Kata " hukum dasar" diganti
dengan " Undang-Undang Dasar".
c) Kata " menurut dasar" dalam
kalimat " Berdasarkan kepada Ketuhanan menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab" dihapus.
d) Kalimat ... "dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya " dihapus.
Adapun
isi batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945, bahannya diambil dari rancangan
konstitusi hasil penyusunan Panitia Perancangan pada tanggal 16 Juli 1945. Bahan
itu juga mengalami beberapa perubahan,
antara lain sebagai berikut :
v
Pasal
6 Ayat 1, semula berbunyi "Presiden ialah orang Indonesia asli yang
beragama Islam". Kata yang "beragama Islam" dihilangkan karena
dinilai menyinggung perasaan yang tidak beragama Islam.
v
Pasal
29 Ayat 1, kalimat di belakang ... " Ketuhanan" yang berbunyi dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya " dihilangkan.
Kalimat tersebut terdapat pada pembukaan UUD alinea ke-4. Setelah melalui pembicaraan
dan pembahasan yang matang, akhirnya dengan suara bulat, konstitusi itu
diterima dan disahkan oleh PPKI menjadi Konstitusi Negara Republik Indonesia.
Konstitusi itu disebut Undang-Undang Dasar 1945. Pada tanggal 18 Agustus 1945
presiden dan wakil presiden RI untuk pertama kali dipilih oleh PPKI, karena MPR
yang berhak memilih dan melantiknya belum terbentuk. Hal itu diatur dalam Pasal
III Aturan Peralihan UUD 1945. PPKI memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan
Drs. Mohammad Hatta sebagai wakil presiden RI.
2. Pembentukan
Komite Nasional Indonesia
PPKI kembali mengadakan siding pada
tanggal 22 Agustus1945 yang memiliki agenda pokok tentang rencana pembentukan
Komite Nasional dan Badan KeamananRakyat. Komite Nasional dibentuk di seluruh
Indonesia dan berpusat di Jakarta. Tujuannya sebagai penjelmaan tujuan dan
cita-cita bangsa Indonesia untuk menyelenggarakan kemerdekaan Indonesia yang
berdasarkan kedaulatan rakyat, KNIP diresmikan dan anggotanya dilantik pada
tanggal 29 Agustus 1945 di Gedung Kesenian, Pasar Baru, Jakarta Pada saat itu
terjadi perubahan politik, pada tanggal 11 November 1945, Badan Pekerja KNIP
mengeluarkan Pengumuman Nomor 5 tentang Peralihan Pertanggungjawaban menteri-
menteridari Presiden kepada Badan Pekerja KNIP.
3. Pembentukan
Alat Kelengkapan Keamanan Negara
Pada
akhir sidang PPKI tanggal 19 Agustus 1945 dibentuk panitia kecil yang bertugas
membahas pembentukan tentara kebangsaan. Sebagai tindak lanjut dari usulan
tersebut, presiden menugaskan Abdul Kadir, Kasman Singodimedjo, dan Otto
Iskandardinata untuk menyiapkan pembentukan tentara kebangsaan. Hasil kerja
panitia kecil itu dilaporkan dalam rapat Pleno PPKI pada tanggal 22 Agustus
1945. Kemudian rapat pleno memutuskan pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR).
Sementara itu, situasi keamanan tampaknya akan makin buruk karena
dibayang-bayangi oleh datangnya tentara Sekutu dan Belanda di Indonesia. Dengan
Maklumat Pemerintah pada tanggal 5 Oktober 1945,terbentuklah organisasi
ketentaraan yang bernama Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Semula
yang ditunjuk menjadi pimpinan tertinggi TKR adalah Supriyadi, pimpinan
perlawanan Peta di Blitar (Februari 1945), dan sebagai Menteri Keamanan Rakyat
adinterim diangkat Muhammad Surjoadikusumo, mantan Daidanco Peta.
4. Dukungan
Daerah terhadap Pembentukan NKRI
Dukungan
Daerah terhadap Pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dukungan
terhadap proklamasi pembentukan Negara dan pemerintah Republik Indonesia,
antara lain datang dari daerah berikut.
v
Keraton
Kasultanan Jogjakarta Pada tanggal 29 Agustus 1945 Sri Sultan Hamengku Buwono
IX dari Jogjakarta mengirimkan telegram ke Jakarta yang isinya menyatakan bahwa
Kasultanan Jogjakarta sanggup berdiri di belakang pimpinan Soekarno- Hatta.
v
Sumatra
mendukung pemerintah Republik Indonesia Gelora kemerdekaan Indonesia yang telah
menyebar ke mana-mana mendorong para pemuda, khususnya Sumatra Timur untuk
bergerak. Munculnya semangat kebangsaan yang tinggi menyebabkan para pemuda
bergerak dari Jalan Jakarta No. 6 Medan di bawah pimpinan A. Tahir, Abdul Malik
Munir, M.K. Yusni mendukung pemerintah Republik Indonesia yang telah berdiri.
v
Sulawesi
Utara mendukung pemerintah Republik Indonesia Pada tanggal 14 Februari 1945
para Pemuda Sulawesi Utara di bawah pimpinan Ch.
5. Pembentukan
Lembaga Pemerintahan
di Seluruh Daerah di Indonesia
Bentuk
pemerintah daerah di Indonesia diatur dalamUndang-Undang Dasar 1945 Pasal18
(sebelum diamandemen) yang berbunyi : Pembagian Daerah Indonesia atas daerah
besar dan kecil dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan
undang-undang dengan memandang dan mengingat dasar musyawarah dalam system
pemerintahan negara, dan hak-hak asal-usul dalam daerah-daerah yang bersifat
istimewa Hal ini berarti daerah Indonesia akan dibagi dalam daerah provinsi dan
setiap daerah provinsi akan dibagi pula dalam daerah yang lebih kecil. Berbagai
kegiatan yang dilakukan di daerah antara lain:
v
Pada
awal September 1945, pemerintah Republik Indonesia Provinsi Sulawesi terbentuk.
Dr. G.S.S.J. Ratulangi dilantik sebagai gubernur Sulawesi dan mulai menjalankan
roda pemerintahan.
v
Di
Medan, pada tanggal 30 September 1945 para pemuda dipimpin oleh Sugondo
Kartoprojo membentuk Barisan Pemuda Indonesia. Gubernur Sumatra, Teuku Mohamad
Hassan juga segera membentuk pemerintah daerah di wilayah Sumatra.
v
Di
Banjarmasin, pada tanggal 10 Oktober 1945 rakyat melakukan rapat umum untuk
meresmikan berdirinya pemerintah Republik Indonesia Daerah Kalimantan Timur.
Pada tanggal 1 Januari 1946 di Pangkalan Bun, Sampit, dan Kota Waringin
diresmikan berdirinya pemerintahan Republik Indonesia dan Tentara Republik
Indonesia. Selain daerah-daerah tersebut di atas, daerah lain juga mengikuti
langkah-langkah yang diinstruksikan oleh pemerintah pusat untuk segera
menjalankan pemerintahan di daerah di bawah pimpinan para gubernur masing-
masing. Sesuai dengan keputusan PPKI tanggal 18 Agustus 1945 bahwa tugas
presiden dibantu oleh Komite Nasional, maka di daerah-daerah tugas gubernur
(kepala daerah) juga dibantu oleh Komite Nasional di Daerah. Dengan
terbentuknya pemerintahan di daerah yang dibantu oleh Komite Nasional di daerah
diharapkan roda pemerintahan dapat berjalan, baik di tingkat pusat maupun di
daerah.
Pembentukan Kelengkapan
Negara
Setelah Kemerdekaan - Satu hari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia
dilaksana kan, yaitu pada 18 Agustus 1945 bertepatan dengan pelaksanaan Sidang
PPKI, yang pada saat itu pembahasannya difokuskan terhadap pembuatan rancangan
Undang-Undang Dasar dan disahkan sebagai dasar hukum bagi penyelenggaraan
kehidupan ketata-negaraan Indonesia yang kemudian dikenal menjadi Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Di dalamnya
berisi tentang berbagai aturan mengenai cara-cara pembentukan negara dan
kelengkapan nya. Termasuk perumusan bentuk negara dan pemimpin bangsa
Indonesia. Dan disepakati saat itu salah satu ketetapannya ialah “Negara
Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik”. Dalam kegiatan itu
juga dirumuskan kriteria tokoh yang menjadi presiden dan didapat ketentuan
“Presiden adalah orang Indonesia asli dan beragama Islam”. Namun, seperti
perubahan dalam Piagam Djakarta ini juga diubah menjadi “Presiden adalah orang
Indonesia asli”.
Setelah
pembahasan UUD 1945 sebagai UUD Negara Republik Indonesia, Otto Iskandardinata
mengemukakan pendapat nya untuk langsung melakukan pemilihan dan penetapan
presiden dan wakil presiden. Beliau mengusulkan agar yang menjadi presiden
adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakilnya. Ternyata usulan
tersebut diterima tanpa ada yang menolak.
Mereka yang
hadir setuju bulat tentang calon presiden dan wakilnya yang diusulkan oleh R.
Otto Iskandardinata. Disambut dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya selama dua
putaran kedua tokoh proklamator itu diresmikan menjadi Presiden dan Wakil
Presiden Republik Indonesia yang pertama, pada 18 Agustus 1945.
Selain
penetapan Undang-Undang Dasar 1945 dan pemilihan presiden dan wakilnya, sidang
PPKI juga berlanjut tentang persiapan dan pembetukan lembaga-lembaga kenegaraan
sebagai pelengkap kehidupan pemerintah ber negara. Meskipun 19 Agustus 1945
hari Minggu, sidang PPKI tetap dilanjutkan.
Sebelum acara
dimulai, Ir. Soekarno yang sudah men jadi presiden menunjuk Ahmad Subardjo,
Soetardjo Kartohadikoesoemo, dan Kasman untuk membentuk panitia kecil yang akan
membicarakan bentuk departemen dan bukan personalnya yang akan menjabat. Rapat
kecil itu dipimpin oleh R. Otto Iskandardinata, dan didapat keputusan sebagai
berikut.
a. Pembagian
Wilayah 8
b. Pembentukan
Komite Nasional Daerah
c. Pembentukan
departemen dan penunjukan para menteri
d. Pembentukan
aparat keamanan negara
Mengingat
kondisi wilayah Indonesia yang sangat luas, maka untuk pelaksanaan kegiatan
pemerintahan di daerah maka dibentuklah wilayah-wilayah provinsi. Pada saat itu
berdasarkan kesepakatan, wilayah Indonesia dibagi menjadi 8 provinsi yang
masing-masing dipimpin oleh seorang gubernur. Kedelapan provinsi tersebut,
yaitu:
1) Sumatra
dengan Gubernur Teuku Muhammad Hasan
2) Jawa Barat
dengan Gubernur Soetardjo Kartohadi koesoemo
3) Jawa Tengah
dengan Gubernur R. Panji Suruso
4) Jawa Timur
dengan Gubernur R.M. Suryo
5) Sunda Kecil
(Nusa Tenggara) dengan Gubernur I Gusti Ketut Puja
6) Maluku
dengan Gubernur J. Latuharhary
7) Sulawesi
dengan Gubernur Dr. Sam Ratulangi
8) Kalimantan
dengan Gubernur Ir. Pangeran Mohammad Nor.
Selanjutnya
masih 19 Agustus 1945, pada malam hari secara terpisah Presiden Soekarno, Moh.
Hatta, R. Otto Iskandardinata, Soekardjo Wirjopranoto, Sartono, Suwirjo,
Buntara, A.G. Pringgodigdo dan dr. Tadjudin berkumpul di Jalan Gambir Selatan
untuk membahas pemilihan orang-orang yang akan diangkat menjadi anggota Komite
Nasional Indonesia (KNI) karena pada saat itu belum terbentuk MPR/DPR. Dari
hasil pertemuan itu disepakati bahwa KNI Pusat beranggotakan 60 orang. Rapat
pertama KNI Pusat dilakukan di Gedung Komedi (sekarang Gedung Kesenian) pada 29
Agustus 1945.
Sidang PPKI
masih berlanjut, dan pada 22 Agustus 1945 membahas tiga permasalahan yang
sering dibicarakan pada rapat-rapat sebelumnya. Rapat saat itu dipimpin oleh
Wakil Presiden Moh. Hatta, yang meng hasilkan keputusan sebagai berikut.
1) KNI adalah
badan yang akan berfungsi sebagai Dewan Perwakilan Rakyat sebelum pemilihan
umum terselenggara. KNI ini akan disusun di tingkat pusat dan daerah.
2) Merancang
adanya partai tunggal dalam kehidupan politik negara Indonesia, yaitu PNI (Partai
Nasional Indonesia) namun dibatalkan.
3) BKR (Badan
Keaman Rakyat) berfungsi sebagai penjaga keamanan umum bagi masing-masing
daerah.
Hari berikutnya
setelah peristiwa proklamasi dan sidang PPKI, KNI Pusat mengadakan rapat pleno
pada 16 Oktober 1945. Wakil presiden mengeluarkan Keputusan Presiden No. X yang
isinya memberikan kekuasan dan wewenang legislatif bagi KNI Pusat untuk ikut
serta dalam menetapkan GBHN sebelum MPR di bentuk. Kemudian Sutan Syahrir
sebagai ketua Badan Pekerja KNI Pusat mendesak pemerintah, dan akhir nya
pemerintah memberikan maklumat politik yang ditandatangani oleh wakil presiden.
Adapun isi dari
maklumat tersebut adalah Pemerintah menghendaki adanya partai-partai politik
yang membuka kesempatan kepada masyarakat untuk menyalurkan aliran atau
pahamnya secara terbuka. Pemerintah berharap supaya partai politik itu telah
tersusun sebelum dilaksanakannya pemilihan anggota Badan Perwakilan Rakyat yang
direncanakan pada Januari 1946.
Setelah
dikeluarkannya maklumat politik itu, ternyata bermunculan partai politik, di
antaranya Masyumi, PNI, Partai Buruh Indonesia, Partai Komunis Indonesia,
Partai Kristen, Partai Katholik dan Partai Rakyat Sosialis.
Kita kembali
membahas kelanjutan sidang PPKI. Pada 19 Agustus 1945, sidang PPKI berhasil
membentuk departemen-departemen dan menunjuk para menterinya. Dari rapat kecil
sebelumnya diusulkan dan disetujui adanya 13 kementerian. Namun, untuk menteri
negara terdiri atas 4 orang sehingga personal yang ditunjuk untuk jabatan itu
menjadi 16 orang.
Adapun
nama-nama departeman dan kementerian tersebut beserta para menterinya adalah
sebagai berikut.
1) Menteri
Dalam Negeri : R.A.A. Wiranata
2) Menteri Luar
Negeri : Ahmad Subardjo
3) Menteri
Keuangan : A.A. Maramis
4) Menteri
Kehakiman : Dr. Supomo
5) Menteri
Kemakmuran : Ir. Surahman T. Adisujo
6) Menteri
Keamanan Rakyat : Supriyadi
7) Menteri
Kesehatan : Dr. Buntaran Martoajmodjo
8) Menteri
Pengajaran : Suwardi Suryaningrat
9) Menteri
Penerangan : Amir Syarifudin
10) Menteri
Sosial : Iwa Kusumasomantri
11) Menteri
Pekerjaan Umum : Abikusno Tjokrosujoso
12) Menteri
Perhubungan : Abikusno Tjokrosujoso
13) Menteri
Negara : Wahid Hasyim
14) Menteri
Negara : M. Amir
15) Menteri
Negara : R. M. Sartono
16) Menteri
Negara : Otto Iskandardinata
Sidang PPKI juga
menghasilkan keputusan untuk membentuk aparat keamanan. Dan pada saat kemudian
terbentulah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan akhirnya menjadi TRI (Tentara
Republik Indonesia) dengan Panglima Tertingginya adalah Jenderal Soedirman.
Peran Para Tokoh
Pejuang
Proklamasi
Ada
beberapa tokoh yang berperang penting dalam proklamasi kemerdekaan
indonesia tsb Yaitu :
Ø
Ir.Soekarno
Siapa yang tidak kenal dengan Ir.Soekarno, Beliau adalah orang yang paling berjasa dalam kemerdekaan republik indonesia. Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Bung Karno sebagai tokoh pada masa perjuangan hingga masa kemerdekaan menjadi panutan bagi para pejuang kemerdekaan yang lain. Beberapa peran Bung Karno di antaranya adalah sebagai berikut.
Siapa yang tidak kenal dengan Ir.Soekarno, Beliau adalah orang yang paling berjasa dalam kemerdekaan republik indonesia. Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Bung Karno sebagai tokoh pada masa perjuangan hingga masa kemerdekaan menjadi panutan bagi para pejuang kemerdekaan yang lain. Beberapa peran Bung Karno di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Bung Karno menyusun konsep teks
proklamasi di rumah Laksamana Tadashi Maeda bersama Bung Hatta dan Mr. Achmad
Soebardjo.
b. Bung Karno menandatangani teks
Proklamasi atas nama bangsa Indonesia bersama Bung Hatta.
c.
Bung
Karno membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di kediamannya di jalan
Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta.
Ø
Drs.
Moh. hatta
Selain sebagai Wakil presiden Indonesia beliau juga adalah Bapak Koperasi Indonesia
Dr.(H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta (populer sebagai Bung Hatta, lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat , 12 Agustus 1902 – wafat di Jakarta, 14 Maret 1980 pada umur 77 tahun) adalah pejuang, negarawan, dan juga Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Bung Hatta adalah teman seperjuangan Bung Karno. Beberapa peran Bung Hatta dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah sebagai berikut.
Selain sebagai Wakil presiden Indonesia beliau juga adalah Bapak Koperasi Indonesia
Dr.(H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta (populer sebagai Bung Hatta, lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat , 12 Agustus 1902 – wafat di Jakarta, 14 Maret 1980 pada umur 77 tahun) adalah pejuang, negarawan, dan juga Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Bung Hatta adalah teman seperjuangan Bung Karno. Beberapa peran Bung Hatta dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Bung Hatta menyusun konsep teks
proklamasi di rumah Laksamana Tadashi Maeda bersama Bung Karno dan Mr. Achmad
Soebardjo.
b. Bung Hatta menandatangani teks
Proklamasi atas nama bangsa Indonesia bersama Bung Karno.
Ø
Mr.
Achmad Soebardjo
Achmad Soebardjo Djojoadisurjo (lahir di
Karawang, Jawa Barat, 23 Maret 1896 – wafat 15 Desember 1978 pada umur 82
tahun) adalah Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama. Mr. Achmad Soebardjo
merupakan salah seorang tokoh dari golongan tua yang berperan dalam
mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Adapun peranan Mr. Achmad
Soebardjo yaitu menyusun konsep teks
proklamasi di rumah Laksamana Tadashi Maeda bersama Bung Karno dan Bung Hatta.
Ø
Laksamana
Tadashi Maeda
Walaupun
beliau orang Jepang , dia rela membantu indonesia karena simpati akan nasib
rakyat indonesia
Laksamana Tadashi Maeda adalah seorang perwira tinggi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang di Hindia Belanda pada masa Perang Pasifik. Ia melanggar perintah Sekutu yang melarang para pemimpin Indonesia mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Peranannya dalam mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yaitu Laksamana Tadashi Maeda menyediakan rumahnya untuk tempat penyusunan konsep teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Laksamana Tadashi Maeda adalah seorang perwira tinggi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang di Hindia Belanda pada masa Perang Pasifik. Ia melanggar perintah Sekutu yang melarang para pemimpin Indonesia mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Peranannya dalam mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yaitu Laksamana Tadashi Maeda menyediakan rumahnya untuk tempat penyusunan konsep teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Ø
Sukarni
Sukarni (lahir di Blitar, Jawa Timur, 14 Juli 1916 – wafat di Jakarta, 7 Mei 1971 pada umur 54 tahun), yang nama lengkapnya adalah Sukarni Kartodiwirjo, adalah tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia. Sukarni adalah salah seorang tokoh pemuda dan pejuang yang gigih melawan penjajah. Peran Sukarni antara lain yaitu Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks Proklamasi adalah Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Sukarni (lahir di Blitar, Jawa Timur, 14 Juli 1916 – wafat di Jakarta, 7 Mei 1971 pada umur 54 tahun), yang nama lengkapnya adalah Sukarni Kartodiwirjo, adalah tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia. Sukarni adalah salah seorang tokoh pemuda dan pejuang yang gigih melawan penjajah. Peran Sukarni antara lain yaitu Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks Proklamasi adalah Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Ø
Fatmawati
Beliaulah sang istri dari Bapak
Proklamator Indonesia Fatmawati yang bernama asli Fatimah. Lahir di
Bengkulu pada tahun 1923 dan meninggal dunia di Jakarta pada tahun 1980 dan
dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta. Fatmawati setia menemani Bung Karno selama
masa perjuangan. Peranan Fatmawati dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yaitu
Fatmawati menjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih yang turut dikibarkan
pada upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur No. 56,
Jakarta.
Ø
Sayuti
Melik
Dialah yang mengetik Teks Proklamasi
untuk dibacakan Ir.Soekarno
Sayuti Melik adalah tokoh pemuda yang juga sangat berperan dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Peran Sayuti Melik yaitu Sayuti Melik mengetik naskah Proklamasi setelah ia sempurnakan dari tulisan tangan Bung Karno.
Sayuti Melik adalah tokoh pemuda yang juga sangat berperan dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Peran Sayuti Melik yaitu Sayuti Melik mengetik naskah Proklamasi setelah ia sempurnakan dari tulisan tangan Bung Karno.
Selain tokoh – tokoh di atas, juga
terdapat para tokoh-tokoh yang ikut berperan dalam Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia. Para tokoh-tokoh tersebut adalah sebagai berikut.
1. B.M..Diah
Merupakan tokoh yang berperan sebagai wartawan dalam menyiarkan kabar berita Indonesia Merdeka ke seluruh penjuru tanah air.
Merupakan tokoh yang berperan sebagai wartawan dalam menyiarkan kabar berita Indonesia Merdeka ke seluruh penjuru tanah air.
2. Latif Hendraningrat, S. Suhud dan Tri
Murti
Mereka berperan penting dalam pengibaran
bendera merah putih pada acara proklamasi 17-08-1945. Tri Murti sebagai petugas
pengibar pemegang baki bendera merah putih.
3. Frans S. Mendur
Beliau seorang wartawan yang menjadi
perekam sejarah melalui gambar-gambar hasil bidikannya pada peristiwa-peristiwa
perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia bersama kawan-kawannya di Ipphos
(Indonesia Press Photo Service).
4. Syahrudin
Adalah
seorang telegraphis pada kantor berita Jepang yang mengabarkan berita
proklamasi kemerdekaan Negara Indonesia ke seluruh dunia secara
sembunyi-sembunyi ketika personil jepang istirahat pada tanggal 17 agustus 1945
jam 4 sore.
5. Soewirjo
Beliau adalah Gubernur Jakarta Raya yang
mengusahakan kegiatan upacara proklamasi dan pembacaan proklamasi berjalan aman
dan lancar.