Selasa, 05 Mei 2015

MATERI SEJARAH INDONESIA "MASA PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA"



MASA PENDUDUKAN JEPANG
DI INDONESIA


Masa pendudukan Jepang di Indonesia adalah masa yang sangat berpengaruh bagi perkembangan Indonesia. Umumnya beranggapan bahwa masa pendudukan Jepang adalah masa paling kelam dan penuh penderitaan.
Akan tetapi tidak semuanya itu benar,ada beberapa kebijakan pemerintah pendudukan Jepang yang memberikan dampak positif, terutama dalam pembentukan nasionalisme dan pelatihan militer bagi pemuda Indonesia.
Dalam masa pendudukan Jepang yang singkat itu telah membawa dampak positif dan juga dampak negatif bagi bangsa Indonesia pada umumnya. Dampak Positif Pendudukan Jepang Tidak banyak yang mengetahui tentang dampak positif pendudukan Jepang di Indonesia.

1.  Dampak positif
Beberapa dampak positif Positif Pendudukan Jepang di Indonesia anta lain sebagai berikut :

v Di perbolehkannya bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa komunikasi nasional.
v Jepang mendukung semangat anti-Belanda. Antara lain menolak pengaruh-pengaruh Belanda, misalnya perubahan nama Batavia menjadi Jakarta.
v Jepang mendekati pemimpin nasional Indonesia seperti Sukarno dengan harapan mau membantu Jepang memobilisasi rakyat Indonesia.
v Dalambidang ekonomi didirikannya kumyai yaitu koperasi yang bertujuan untuk kepentingan bersama.
v Mendirikan sekolah seperti SD 6 tahun, SMP 9 tahun, dan SLTA. Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu rukun tetangga (RT) atauTonarigumi.
v Diperkenalkan suatu sistem pertanian line system (system pengaturan bercocoktanam secara efisien) yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan.
v Dibentuknya BPUPKI dan PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Dari sini munculah ide Pancasila.
v Melatih dan mempersenjatai pemuda-pemuda Indonesia demi kepentingan Jepang pada awalnya. Namun oleh pemuda hal ini dijadikan modal untuk berperang yang dikemudian hari digunakan untuk menghadapi kembalinya pemerintah colonial Belanda.
v Dalam pendidikan dikenalkannya sistem Nippon-sentris dan diperkenalkannya kegiatan upacara dalam sekolah.

2.  Dampak Negatif
Selain dampak positif di atas, pendudukan Jepang juga membawa dampak negatif yang luar biasa, antara lain:

v Penghapusan semua organisasi politik dan pranata sosial warisan Hindia Belanda.
v Romusha,mobilisasi rakyat Indonesia (terutama warga Jawa) untuk kerja paksa dalamkondisi yang tidak manusiawi.
v Ekploitasi segala sumber daya seperti sandang, pangan, logam, dan minyak demi kepentinganperang. Akibatnya beras dan berbagai bahan pangan petani dirampas Jepangsehingga banyak rakyat yang menderita kelaparan.
v Krisisekonomi yang sangat parah. Hal ini karena dicetaknya uang pendudukan secara besar-besaran sehingga menyebabkan terjadinya inflasi.
v Kebijakanself sufficiency (kawasan mandiri) yang menyebabkan terputusnya hubungan ekonomi antar daerah.
v Kebijakanfasis pemerintah militer Jepang yang menyebar polisi khusus dan intelijen dikalangan rakyat sehingga  menimbulkan ketakutan.
v Pemerintah Jepang bebasmelanggar hak asasi manusia dengan menginterogasi, menangkap, bahkan menghukummati siapa saja yang dicurigai atau dituduh sebagai mata- mata atau anti-Jepang tanpa proses pengadilan.
v Pembatasanpers sehingga tidak ada pers yang independen, semuanya di bawah pengawasanJepang.
v Terjadinya kekacauan situasi dan kondisi keamanan yang parah seperti maraknya perampokan,pemerkosaan dan lain-lain.
v Pelarangan terhadap buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris yang menyebabkan pendidikan yang lebih tinggi terasa mustahil.
v Banyakguru yang dipekerjakan sebagai pejabat pada masa itu sehingga menyebabkan kemunduran standar pendidikan secara tajam.

Peristiwa Rengasdengklok

Di setiap momen peringatan kemerdekaan republic Indonesia, kita diingatkan lagi oleh satu peristiwa yang mengawali proklamasi kemerdekaan republic Indonesia yaitu peristiwa rengasdengklok.
Tanpa peristiwa itu, barangkali kita tidak akan merdeka seperti saat ini. Peristiwa rengasdengklok adalah peristiwa dimulai dari "penculikan" yang dilakukan oleh sejumlah pemuda yaitu soekarni,, wikana dan chairul shaleh dari perkumpulan "menteng 31' terhadap soekaerno dan hatta. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 agustus 1945 pukul 04.00 wib.

1.  Jepang kalah perang pasifik
dari sekutu & bom atom kota Hirosima dan Nagasaki

Adanya berita dari siaran radio yang diterima oleh golongan pemuda bahwa Jepang sudah kalah dalam perang pasifik semakin jelas dengan dijatuhkan bom atom oleh sekutu di kota Hiroshima melemah dan keharusan Jepang melakukan penyerahan diri tanpa syarat pada pihak sekutu memicu aksi beberapa organisasi bawah tanah dan para tokoh pemuda. Bahkan pada tanggal 10 agustus 1945, setelah mendengar siaran radio yang kebetulan tidak disegel oleh pemerintah militer jepang,bahwa jepang sudah memutuskan dan Nagasaki pada tanggal 9 agustus 1945.
Akibat peristiwa tersebut, kekuatan jepang makin untuk menyerah kepada sekutu menghadapkan para pemimpin Indonesia pada masalah yang cukup berat. Indonesia mengalami kekosongan kekuasaan (vacuum of power). Jepang masih tetap berkuasa atas Indonesia meskipun telah menyerah, sementara pasukan sekutu yang akan menggantikan mereka belum datang. Gunseikan telah mendapat perintah-perintah khusus agar mempertahankan status quo sampai kedatangan pasukan sekutu.
Adanya kekosongan kekuasaan menyebabkan munculnya konflik antara golongan muda dan golongan tua mengenai masalah kemerdekaaan Indonesia. Golongan muda menginginkan agar proklamasi kemerdekaan segera dikumandankan sedangkan golongan tua menginginkan proklamasi kemerdekaan harus dirapatkan dulu dengan anggota  PPKI. Kemudian golongan muda mengadakan rapat di ruangan lembaga bakteriologi di pegangsaan timur, Jakarta tanggal 15 agustus 1945 pukul 20.00 WIB. Rapat tersebut dipimpin oleh chaerul shaleh yang menghasilkan keputusan tuntutan-tuntutan golongan muda yang menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia sendiri, tidak dapat diigantungkan kepada bangsa lain.
Segala ikatan, hubungan dan janji kemerdekaan harus diputus, dan sebaliknya perlu mengadakan perundingan dengan ir,, soekarno dan mohammad hatta agar kelompok pemuda diikutsertakan dalam menyatakan proklamasi. Langkah selanjutnya malam itu juga sekitar jam 22.00 WIB wikana dan darwis mewakili kelompok muda mendesak soekarno agar bersedia melaksanakan kemerdekaan Indonesia secepatnya lepas dari jepang.
Ternyata usaha tersebut gagal, soekarno tetap tidak mau memproklamasikan kemerdekaan sebelum rapat PPKI menyebabkan golongan muda berpikir bahwa golongan tua mendapat penngaruh dari jepang.
Selanjutnnya golongan muda mengadakan rapat di jl. Cikini 71 Jakarta pada pukul 24.00 WIB menjelang tanggal 16 agustus 1945. Mereka membawa soekarno dan hatta ke rengasdengklok. Rapat tersebut menghasilkan keputusan bahwa ir. Soekarno dan drs. Moh. Hatta harus diamankan dari pengaruh jepang.
Tujuan para pemuda mengamankan soekarno hatta ke rengasdengklok antara lain :
v Agar tidak terpengaruh jepang, dan Mendesak supaya segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
v Pemimpin gerakan bawah tanah (Sutan Sjahrir) mendesak Soekarno-Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekkaan  Indonesia lepas dari campur tangan jepang.
v Tetapi pada waktu itu baik soekarno maupun hatta belum yakin betul dalam bahwa jepang telah menyerah.
v Disamping itu mereka merasa khawatir bila proklamasi dilakukan pada waktu itu juga, maka akan mengkibatkan terjadinya pertumpahan darah.
v Sjahrir sendiri bersama dengan pemimpin gerakan bawah tanah lainnya sudah melakukan konsolidasi bersama dengan membuat berbagai macam selebaran, tulisan yang berisi kata-kata anti jepang.
v Selain itu sjahrir juga telah mengorganisir para gerilyawan dan pelajar Jakarta dan daerah untuk mengadakan demontrasi dan deklarasi kemerdekaan secara besar-besaran pada tanggal 15 agustus 1945.
v Tanggal 15 agustus diyakini oleh sjahrir sebagai tanggal dimana soekarno dan hatta akan memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
v Setelah semua persiapan mulai dilakukan, menjadi jelas bahwa soekarno dan hatta tidak bersedia memproklamasikan kemerdekaan tangggal 15 agustus 1945.
v Mereka masih berharap untuk menghindari pertumpahan darah  sambil menunggu keputusan dari pemerintahan jepang.
v Akibat, ketidak sediaan soekarno dan hatta tersebut pada tanggal itu juga di Cirebon terjadi suatu revolusi yang dipimpin oleh Dr Sudarsono.

2.  Penculikan soekarno-hatta
ke rengasdengklok

Pada tanggal 16 agustus 1945 pagi, soekarno dan hatta tidak dapat ditemukan di jakrta. Mereka telah dibawa oleh para pemimpin pemuda, diantaranya sukarni, yusus kanto, dan sydanco singgih, pada malam harinya ke garnesium PETA ( PEMBELA TANAH AIR) di rengasdengklok , sebuah kota kecil yang terletak sebelah utara karawang. Pemilihan rengasdengklok sebagai tempat pengamanan soekkarno hatta, didasarkan pada perhitungan militer.
Antara anggota PETA daidan purwakarta dan daidan Jakarta terdapat hubungan erat sejak keduanya melakukan latihan bersama. Secara geografis , rengasdengklok letaknya terpencil, sehingga dapat dilakukan deteksi dengan mudah setiap gerakan tentara jepang yang menuju rengasdengklok, baik dari arah Jakarta, Bandung atau Jawa Tengah. Revolusi ini berhasil dipadamkan oleh militer jepang.
Sementara itu, gerakan bawah tanah pimpinan soekarni yang didukung oleh sejumlah organisasi persatuan mahasiswa pada tanggal 16 agustus 1945, jam 04.00 dini hari WIB meculik soekarno dan hatta untuk dibawa ke garnisium peta (pembela tanah air) di rengasdengklok.
Disana mereka menyakinkan kedua tokoh nasional itu dan kembali mendesak pada keduanya untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Untuk menekan keduanya, soekarni mengatakan bahwa ada 15.000 pemuda bersenjata dipinggiran kota   Jakarta yang siap masuk kekota begitu proklamasikan dibacakan untuk menghadapi militer jepang. Menghadapi situasi demikian, soekarno dan hatta menyakinkan pada mereka bahwa masih ada kemungkinan pihak jepang secara sukarela akan memberikan kemerdekaan pada Indonesia.
Demi pertumpahan darah yang tidak perlu, setidaknya soekarno dan hatta ingin memastikan terlebih dulu sikap para petinngi militer jepang, tentang kemerdekaan Indonesia. Terlebih kedua tokoh tersebut yakin bahwa setiap deklarasi kemerdekaan harus dilakukan melalui suatu panitia persiapan kemerdekaan yang mewakili seluruh rakyat Indonesia, dijawa maupun diluar jawa. Dengan demikian deklarasi proklamasi akan mendapat dukungan dari semua rakyat.
Sementara itu, golongan tua yang ada dijakarta segera mengetahui perihal penculikan itu. Akhirnya ahmad subarjo dan yusuf konto menuju ke rengasdengklok. Rombongan tersebut tiba direngasdengklok pukul 17.30 WIB. Ahmad Subarjo yang memiliki hubungan dekat dengan sukarni segera menuju ke rengasdengklok untuk membujuk sukarni dan para pemimpin pemuda mahasiswa lain untuk membawa kembali sukarno dan hatta kejakarta. Atas jaminan dari Ahmad Subarjo bahwa proklamasi akan segera dideklarasikan, maka golongan pemuda membawa kembali soekano dan hatta kejakarta.
Peranan Ahmad Subarjo sangat penting dalam peristiwa kembalinya soekarno dan hatta ke Jakarta, sebab mampu meyakinkan para pemuda bahwa proklamasi kemerdekaan akandilaksanakan keesekon harinya paling lambat pukul 12.00 WIB, nyawanya sebagai jaminan. Akhinya soebeno sebagai komandan kompi peta setempat bersedia melepaskan soekarno dan hatta kejakarta.
Begitu tiba kembali dijakarta pada tanggal 16 agustus 1945 pukkul 23.000 wib, tengah malam, ir. Sooekarno dan hatta segera menghubungi pemimpin angkatan perang jepang dijawa bernama nishimmura dan minta pendapat mereka perihal rencana kemerdekaan Indonesia. Para pemimpin militer jepang di indonesia memberikan penegasan bahwa pihak Jepang tidak akan menyetujui suatu deklarasi kemerdekaan penegasan bahwa pihak jepang tidak akan menyetujui suatu deklarasi kemerdekaan oleh orang Indonesia.
Penolakan permintaan tersebut dengan alasan bahwa indonesia masih dalam statud quo, arrtinya belum ada penyerahan kekuasaan dari jepang kepada sekutu.karena ditolak, maka usaha mempersiapkan proklamasi dilakukan di rumah Laksmana Muda Maeda, seorang perwira angkatan laut jepang.
Setelah kemudian dikonfirmasikan dengan soekarno, maka jelas bagi kedua tokoh itu bahwa cara yang disarankan Sjahrir, Soekarni, Wikana, Chairul Saleh dan pemimpin gerakan bahwa tanah dan pemimpin pemuda mahasiswa lainnya adalah satu-satunya cara untuk mencapai kemerdekaan. Melaksanakan deklarasi kemerdekaan yang lepas dari campur tangan jepang.
Pada malam itu juga, hatta menghubungi marsekal muda Maeda (salah satu pemimpin militer Jepang di Indonesia yang mendukung bagi terlaksananya kemerdekaan Indonesia) untuk minta kesediannya agar di ijinkan menggunakan rumahnya sebagai tempat perumusan naskah proklamasi.
Maeda pun menyetujui keinginan tersebut. Mengapa dirumah laksmana muda maeda? ada dua alasan :

v Laksmana muda maeda mendukung perjuangan bangsa Indonesia.
v Factor keamanan : hak prerogratif kekuasaan wilayah militer angkatan laut yang tidak dapat diganggu gugat oleh angkatann darat.Selain soekarno dan hatta, dalam pertemuan itu hadir antara lain ahmad subarjo, wikana dan soekarni. Setelah berdiskusi lama, teks proklamasi akhirnya  berhasil dirumuskan.


Peristiwa Seputar Perumusan & pembacaan
Naskah Proklamasi

1.  Perumusan naskah proklamasi
Perumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia mengambil ditempat dirumah seorang perwira tinggi Angkatan Laut Jepang, Laksamana Muda  Maeda, di Jl. Imam Bonjol 1 Jakarta. Di rumah Maeda hadir para anggota PPKI, tokoh-tokoh pemuda seperti Chairul saleh, Soekarni, B.M. Diah, soediro, Sayuti Melik, dan orang-orang Jepang dari Angkatan Darat, seperti Nishijima, Yshizumi dan Myoshi.
Perumusan naskah proklamasi dilakukan oleh Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebarjo, yang disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah dan Soediro. Soekarno menuliskan naskah proklamasi itu pada secarik kertas bergaris. Setelah mendapat kesepakatan bersama, maka naskah proklamasi tulisan tangan itu dibawa keruang tengah rumah Laksmana Muda Maeda.
Naskah proklamasi itu kemudian diperdebatkan untuk mendapat kesempurnaan. Hal ini terbukti dari adanya tiga coretan, yaitu kata "pemindahan", "penyerahan", dan "diusahakan". Disepakati pula yang mendatangani naskah proklamasi kemerdekaan itu ialah soekarno dan hatta.
Penggetikan naskah proklamasi dilakukan oleh sayuti melik atas permintaan soekarni. Sayuti melik yang mengetik naskah proklamasi itu mengadakan tiga perubahan yaitu kata 'tempoh" diganti dengan "tempo" , sedangkan bagian akhir "wakil-wakil bangsa Indonesia" diganti dengan "atas nama bangsa Indonesia". Cara menulis tanggal diubah sedikit menjadi "Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05". Naskah yang sudah diketik itu kemudian ditanda tangani oleh Soekarno dan Hatta dengan disaksikan oleh semua yang hadir di rumah Laksmana Muda Maeda.
Pembacaan naskah proklamasi itu disepakati pula akan dilakukan dirumah pribadi Soekarno di Jl. Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jl. Proklamasi 56)Jakarta, pada jam 10 WIB.Pemilihan  tempat itu dengan maksud atau dasar pertimbangan keamanan dan supaya tidak menyinggung perasaan Saiko Sisiskan (Panglima Angkatan Darat ke-16 di Jawa) Jendral Yuichiro Nagano dan Gunseikan (kepala pemerintahan) Jendral Yamamoto, sebagai penguasa yang berkewajiban memelihara status quo di seluruh wilayah yang diduduki dengan melarang semua kegiatan politik sejak tanggal 16 Agustus 1945 jam 12.00. Notes: Hapsari, Ratna. 2010. Sejarah.Pekanbaru: Amara. Arifin suryo nugroho dan iponk jazima, 2011, detik-detik proklamasi, narasi (anggota IKAPI), yogjakarta.

2.  Pembacaan teks Proklamasi
Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis diruang makan di laksamana Tadashi Maeda jln Imam Bonjol No 1.
Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti.
Acara dimulai pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh bu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.
Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut.
Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih ( Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional. Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S. Brata datang terburu- buru karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan.
Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45.
Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian. Setelah itu Soekarno dan M. Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan Wakil Presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.

Proses Terbentuknya
Negara Kesatuan Republik Indonesia

Sebagai negara yang baru lahir, Indonesia belum memiliki undang-undang dasar yang berfungsi untuk mengatur segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

1.  Pembentukan Kelengkapan Pemerintahan
Sehari sesudah proklamasi kemerdekaan, pada tanggal 18Agustus 1945 PPKI mengadakan sidangnya yang pertama di Gedung Kesenian Jakarta. Sidang dipimpin oleh Ir. Soekarno dengan Drs. Mohammad Hatta sebagai wakilnya. Anggota siding PPKIsebanyak 27 orang.
Melalui pembahasan secara musyawarah, siding mengambil keputusan penting, antara lain sebagai berikut :

v Ir. Soekarno dipilih sebagai presiden RI dan Drs.MohammadHatta sebagai wakil presiden Republik Indonesia.
v Pekerja Presiden RI untuk sementara waktu oleh sebuah Komite Nasional. Pembukaan UUD 1945 yang disahkan oleh PPKI hamper seluruh bahannya diambil dari Rancangan Pembukaan UUD hasil kerja Panitia Perumus pada tanggal 22 Juni 1945 yang disebut Piagam Jakarta. Bahan tersebut telah mengalami beberapa perubahan, yaitu sebagai berikut :
a)  Kata " mukadimah" diganti "pembukaan".
b)  Kata " hukum dasar" diganti dengan " Undang-Undang Dasar".
c)  Kata " menurut dasar" dalam kalimat " Berdasarkan kepada Ketuhanan menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab" dihapus.
d)  Kalimat ... "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya " dihapus.
Adapun isi batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945, bahannya diambil dari rancangan konstitusi hasil penyusunan Panitia Perancangan pada tanggal 16 Juli 1945. Bahan itu juga  mengalami beberapa perubahan, antara lain sebagai berikut :

v Pasal 6 Ayat 1, semula berbunyi "Presiden ialah orang Indonesia asli yang beragama Islam". Kata yang "beragama Islam" dihilangkan karena dinilai menyinggung perasaan yang tidak beragama Islam.
v Pasal 29 Ayat 1, kalimat di belakang ... " Ketuhanan" yang berbunyi dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya " dihilangkan. Kalimat tersebut terdapat pada pembukaan UUD alinea ke-4. Setelah melalui pembicaraan dan pembahasan yang matang, akhirnya dengan suara bulat, konstitusi itu diterima dan disahkan oleh PPKI menjadi Konstitusi Negara Republik Indonesia. Konstitusi itu disebut Undang-Undang Dasar 1945. Pada tanggal 18 Agustus 1945 presiden dan wakil presiden RI untuk pertama kali dipilih oleh PPKI, karena MPR yang berhak memilih dan melantiknya belum terbentuk. Hal itu diatur dalam Pasal III Aturan Peralihan UUD 1945. PPKI memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Mohammad Hatta sebagai wakil presiden RI.

2.  Pembentukan Komite Nasional Indonesia
PPKI kembali mengadakan siding pada tanggal 22 Agustus1945 yang memiliki agenda pokok tentang rencana pembentukan Komite Nasional dan Badan KeamananRakyat. Komite Nasional dibentuk di seluruh Indonesia dan berpusat di Jakarta. Tujuannya sebagai penjelmaan tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia untuk menyelenggarakan kemerdekaan Indonesia yang berdasarkan kedaulatan rakyat, KNIP diresmikan dan anggotanya dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945 di Gedung Kesenian, Pasar Baru, Jakarta Pada saat itu terjadi perubahan politik, pada tanggal 11 November 1945, Badan Pekerja KNIP mengeluarkan Pengumuman Nomor 5 tentang Peralihan Pertanggungjawaban menteri- menteridari Presiden kepada Badan Pekerja KNIP.

3.  Pembentukan Alat Kelengkapan Keamanan Negara
Pada akhir sidang PPKI tanggal 19 Agustus 1945 dibentuk panitia kecil yang bertugas membahas pembentukan tentara kebangsaan. Sebagai tindak lanjut dari usulan tersebut, presiden menugaskan Abdul Kadir, Kasman Singodimedjo, dan Otto Iskandardinata untuk menyiapkan pembentukan tentara kebangsaan. Hasil kerja panitia kecil itu dilaporkan dalam rapat Pleno PPKI pada tanggal 22 Agustus 1945. Kemudian rapat pleno memutuskan pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR). Sementara itu, situasi keamanan tampaknya akan makin buruk karena dibayang-bayangi oleh datangnya tentara Sekutu dan Belanda di Indonesia. Dengan Maklumat Pemerintah pada tanggal 5 Oktober 1945,terbentuklah organisasi ketentaraan yang bernama Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Semula yang ditunjuk menjadi pimpinan tertinggi TKR adalah Supriyadi, pimpinan perlawanan Peta di Blitar (Februari 1945), dan sebagai Menteri Keamanan Rakyat adinterim diangkat Muhammad Surjoadikusumo, mantan Daidanco Peta.

4.  Dukungan Daerah terhadap Pembentukan NKRI
Dukungan Daerah terhadap Pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dukungan terhadap proklamasi pembentukan Negara dan pemerintah Republik Indonesia, antara lain datang dari daerah berikut.

v Keraton Kasultanan Jogjakarta Pada tanggal 29 Agustus 1945 Sri Sultan Hamengku Buwono IX dari Jogjakarta mengirimkan telegram ke Jakarta yang isinya menyatakan bahwa Kasultanan Jogjakarta sanggup berdiri di belakang pimpinan Soekarno- Hatta.
v Sumatra mendukung pemerintah Republik Indonesia Gelora kemerdekaan Indonesia yang telah menyebar ke mana-mana mendorong para pemuda, khususnya Sumatra Timur untuk bergerak. Munculnya semangat kebangsaan yang tinggi menyebabkan para pemuda bergerak dari Jalan Jakarta No. 6 Medan di bawah pimpinan A. Tahir, Abdul Malik Munir, M.K. Yusni mendukung pemerintah Republik Indonesia yang telah berdiri.
v Sulawesi Utara mendukung pemerintah Republik Indonesia Pada tanggal 14 Februari 1945 para Pemuda Sulawesi Utara di bawah pimpinan Ch.

5.  Pembentukan Lembaga Pemerintahan
di Seluruh Daerah di Indonesia
Bentuk pemerintah daerah di Indonesia diatur dalamUndang-Undang Dasar 1945 Pasal18 (sebelum diamandemen) yang berbunyi : Pembagian Daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang dengan memandang dan mengingat dasar musyawarah dalam system pemerintahan negara, dan hak-hak asal-usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa Hal ini berarti daerah Indonesia akan dibagi dalam daerah provinsi dan setiap daerah provinsi akan dibagi pula dalam daerah yang lebih kecil. Berbagai kegiatan yang dilakukan di daerah antara lain:
v Pada awal September 1945, pemerintah Republik Indonesia Provinsi Sulawesi terbentuk. Dr. G.S.S.J. Ratulangi dilantik sebagai gubernur Sulawesi dan mulai menjalankan roda pemerintahan.
v Di Medan, pada tanggal 30 September 1945 para pemuda dipimpin oleh Sugondo Kartoprojo membentuk Barisan Pemuda Indonesia. Gubernur Sumatra, Teuku Mohamad Hassan juga segera membentuk pemerintah daerah di wilayah Sumatra.
v Di Banjarmasin, pada tanggal 10 Oktober 1945 rakyat melakukan rapat umum untuk meresmikan berdirinya pemerintah Republik Indonesia Daerah Kalimantan Timur. Pada tanggal 1 Januari 1946 di Pangkalan Bun, Sampit, dan Kota Waringin diresmikan berdirinya pemerintahan Republik Indonesia dan Tentara Republik Indonesia. Selain daerah-daerah tersebut di atas, daerah lain juga mengikuti langkah-langkah yang diinstruksikan oleh pemerintah pusat untuk segera menjalankan pemerintahan di daerah di bawah pimpinan para gubernur masing- masing. Sesuai dengan keputusan PPKI tanggal 18 Agustus 1945 bahwa tugas presiden dibantu oleh Komite Nasional, maka di daerah-daerah tugas gubernur (kepala daerah) juga dibantu oleh Komite Nasional di Daerah. Dengan terbentuknya pemerintahan di daerah yang dibantu oleh Komite Nasional di daerah diharapkan roda pemerintahan dapat berjalan, baik di tingkat pusat maupun di daerah.

Pembentukan Kelengkapan
Negara

            Setelah Kemerdekaan - Satu hari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksana kan, yaitu pada 18 Agustus 1945 bertepatan dengan pelaksanaan Sidang PPKI, yang pada saat itu pembahasannya difokuskan terhadap pembuatan rancangan Undang-Undang Dasar dan disahkan sebagai dasar hukum bagi penyelenggaraan kehidupan ketata-negaraan Indonesia yang kemudian dikenal menjadi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Di dalamnya berisi tentang berbagai aturan mengenai cara-cara pembentukan negara dan kelengkapan nya. Termasuk perumusan bentuk negara dan pemimpin bangsa Indonesia. Dan disepakati saat itu salah satu ketetapannya ialah “Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik”. Dalam kegiatan itu juga dirumuskan kriteria tokoh yang menjadi presiden dan didapat ketentuan “Presiden adalah orang Indonesia asli dan beragama Islam”. Namun, seperti perubahan dalam Piagam Djakarta ini juga diubah menjadi “Presiden adalah orang Indonesia asli”.
Setelah pembahasan UUD 1945 sebagai UUD Negara Republik Indonesia, Otto Iskandardinata mengemukakan pendapat nya untuk langsung melakukan pemilihan dan penetapan presiden dan wakil presiden. Beliau mengusulkan agar yang menjadi presiden adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakilnya. Ternyata usulan tersebut diterima tanpa ada yang menolak.
Mereka yang hadir setuju bulat tentang calon presiden dan wakilnya yang diusulkan oleh R. Otto Iskandardinata. Disambut dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya selama dua putaran kedua tokoh proklamator itu diresmikan menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama, pada 18 Agustus 1945.
Selain penetapan Undang-Undang Dasar 1945 dan pemilihan presiden dan wakilnya, sidang PPKI juga berlanjut tentang persiapan dan pembetukan lembaga-lembaga kenegaraan sebagai pelengkap kehidupan pemerintah ber negara. Meskipun 19 Agustus 1945 hari Minggu, sidang PPKI tetap dilanjutkan.
Sebelum acara dimulai, Ir. Soekarno yang sudah men jadi presiden menunjuk Ahmad Subardjo, Soetardjo Kartohadikoesoemo, dan Kasman untuk membentuk panitia kecil yang akan membicarakan bentuk departemen dan bukan personalnya yang akan menjabat. Rapat kecil itu dipimpin oleh R. Otto Iskandardinata, dan didapat keputusan sebagai berikut.

a. Pembagian Wilayah 8
b. Pembentukan Komite Nasional Daerah
c. Pembentukan departemen dan penunjukan para menteri
d. Pembentukan aparat keamanan negara
Mengingat kondisi wilayah Indonesia yang sangat luas, maka untuk pelaksanaan kegiatan pemerintahan di daerah maka dibentuklah wilayah-wilayah provinsi. Pada saat itu berdasarkan kesepakatan, wilayah Indonesia dibagi menjadi 8 provinsi yang masing-masing dipimpin oleh seorang gubernur. Kedelapan provinsi tersebut, yaitu:

1) Sumatra dengan Gubernur Teuku Muhammad Hasan
2) Jawa Barat dengan Gubernur Soetardjo Kartohadi koesoemo
3) Jawa Tengah dengan Gubernur R. Panji Suruso
4) Jawa Timur dengan Gubernur R.M. Suryo
5) Sunda Kecil (Nusa Tenggara) dengan Gubernur I Gusti Ketut Puja
6) Maluku dengan Gubernur J. Latuharhary
7) Sulawesi dengan Gubernur Dr. Sam Ratulangi
8) Kalimantan dengan Gubernur Ir. Pangeran Mohammad Nor.
Selanjutnya masih 19 Agustus 1945, pada malam hari secara terpisah Presiden Soekarno, Moh. Hatta, R. Otto Iskandardinata, Soekardjo Wirjopranoto, Sartono, Suwirjo, Buntara, A.G. Pringgodigdo dan dr. Tadjudin berkumpul di Jalan Gambir Selatan untuk membahas pemilihan orang-orang yang akan diangkat menjadi anggota Komite Nasional Indonesia (KNI) karena pada saat itu belum terbentuk MPR/DPR. Dari hasil pertemuan itu disepakati bahwa KNI Pusat beranggotakan 60 orang. Rapat pertama KNI Pusat dilakukan di Gedung Komedi (sekarang Gedung Kesenian) pada 29 Agustus 1945.
Sidang PPKI masih berlanjut, dan pada 22 Agustus 1945 membahas tiga permasalahan yang sering dibicarakan pada rapat-rapat sebelumnya. Rapat saat itu dipimpin oleh Wakil Presiden Moh. Hatta, yang meng hasilkan keputusan sebagai berikut.

1) KNI adalah badan yang akan berfungsi sebagai Dewan Perwakilan Rakyat sebelum pemilihan umum terselenggara. KNI ini akan disusun di tingkat pusat dan daerah.

2) Merancang adanya partai tunggal dalam kehidupan politik negara Indonesia, yaitu PNI (Partai Nasional Indonesia) namun dibatalkan.

3) BKR (Badan Keaman Rakyat) berfungsi sebagai penjaga keamanan umum bagi masing-masing daerah.

Hari berikutnya setelah peristiwa proklamasi dan sidang PPKI, KNI Pusat mengadakan rapat pleno pada 16 Oktober 1945. Wakil presiden mengeluarkan Keputusan Presiden No. X yang isinya memberikan kekuasan dan wewenang legislatif bagi KNI Pusat untuk ikut serta dalam menetapkan GBHN sebelum MPR di bentuk. Kemudian Sutan Syahrir sebagai ketua Badan Pekerja KNI Pusat mendesak pemerintah, dan akhir nya pemerintah memberikan maklumat politik yang ditandatangani oleh wakil presiden.
Adapun isi dari maklumat tersebut adalah Pemerintah menghendaki adanya partai-partai politik yang membuka kesempatan kepada masyarakat untuk menyalurkan aliran atau pahamnya secara terbuka. Pemerintah berharap supaya partai politik itu telah tersusun sebelum dilaksanakannya pemilihan anggota Badan Perwakilan Rakyat yang direncanakan pada Januari 1946.
Setelah dikeluarkannya maklumat politik itu, ternyata bermunculan partai politik, di antaranya Masyumi, PNI, Partai Buruh Indonesia, Partai Komunis Indonesia, Partai Kristen, Partai Katholik dan Partai Rakyat Sosialis.
Kita kembali membahas kelanjutan sidang PPKI. Pada 19 Agustus 1945, sidang PPKI berhasil membentuk departemen-departemen dan menunjuk para menterinya. Dari rapat kecil sebelumnya diusulkan dan disetujui adanya 13 kementerian. Namun, untuk menteri negara terdiri atas 4 orang sehingga personal yang ditunjuk untuk jabatan itu menjadi 16 orang.
Adapun nama-nama departeman dan kementerian tersebut beserta para menterinya adalah sebagai berikut.
1) Menteri Dalam Negeri : R.A.A. Wiranata
2) Menteri Luar Negeri : Ahmad Subardjo
3) Menteri Keuangan : A.A. Maramis
4) Menteri Kehakiman : Dr. Supomo
5) Menteri Kemakmuran : Ir. Surahman T. Adisujo
6) Menteri Keamanan Rakyat : Supriyadi
7) Menteri Kesehatan : Dr. Buntaran Martoajmodjo
8) Menteri Pengajaran : Suwardi Suryaningrat
9) Menteri Penerangan : Amir Syarifudin
10) Menteri Sosial : Iwa Kusumasomantri
11) Menteri Pekerjaan Umum : Abikusno Tjokrosujoso
12) Menteri Perhubungan : Abikusno Tjokrosujoso
13) Menteri Negara : Wahid Hasyim
14) Menteri Negara : M. Amir
15) Menteri Negara : R. M. Sartono
16) Menteri Negara : Otto Iskandardinata
Sidang PPKI juga menghasilkan keputusan untuk membentuk aparat keamanan. Dan pada saat kemudian terbentulah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan akhirnya menjadi TRI (Tentara Republik Indonesia) dengan Panglima Tertingginya adalah Jenderal Soedirman.

Peran Para Tokoh Pejuang
Proklamasi


            Ada  beberapa tokoh yang berperang penting dalam proklamasi kemerdekaan indonesia tsb Yaitu :
Ø Ir.Soekarno
       Siapa yang tidak kenal dengan Ir.Soekarno, Beliau adalah orang yang paling berjasa dalam kemerdekaan republik indonesia. Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Bung Karno sebagai tokoh pada masa perjuangan hingga masa kemerdekaan menjadi panutan bagi para pejuang kemerdekaan yang lain. Beberapa peran Bung Karno di antaranya adalah sebagai  berikut.
a.  Bung Karno menyusun konsep teks proklamasi di rumah Laksamana Tadashi Maeda bersama Bung Hatta dan Mr. Achmad Soebardjo.
b.  Bung Karno menandatangani teks Proklamasi atas nama bangsa Indonesia bersama Bung Hatta.
c.   Bung Karno membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di kediamannya di jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta.
Ø Drs. Moh. hatta
       Selain sebagai Wakil presiden Indonesia beliau juga adalah Bapak Koperasi Indonesia
       Dr.(H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta (populer sebagai Bung Hatta, lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat , 12 Agustus 1902 – wafat di Jakarta, 14 Maret 1980 pada umur 77 tahun) adalah pejuang, negarawan, dan juga Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Bung Hatta adalah teman seperjuangan Bung Karno. Beberapa peran Bung Hatta dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah sebagai berikut.
a.  Bung Hatta menyusun konsep teks proklamasi di rumah Laksamana Tadashi Maeda bersama Bung Karno dan Mr. Achmad Soebardjo.
b.  Bung Hatta menandatangani teks Proklamasi atas nama bangsa Indonesia bersama Bung Karno.
Ø Mr. Achmad Soebardjo
       Achmad Soebardjo Djojoadisurjo (lahir di Karawang, Jawa Barat, 23 Maret 1896 – wafat 15 Desember 1978 pada umur 82 tahun) adalah Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama. Mr. Achmad Soebardjo merupakan salah seorang tokoh dari golongan tua yang berperan dalam mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Adapun peranan Mr. Achmad Soebardjo  yaitu menyusun konsep teks proklamasi di rumah Laksamana Tadashi Maeda bersama Bung Karno dan Bung Hatta.
Ø Laksamana Tadashi Maeda
Walaupun beliau orang Jepang , dia rela membantu indonesia karena simpati akan nasib rakyat indonesia
Laksamana Tadashi Maeda adalah seorang perwira tinggi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang di Hindia Belanda pada masa Perang Pasifik. Ia melanggar perintah Sekutu yang melarang para pemimpin Indonesia mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Peranannya dalam mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yaitu Laksamana Tadashi Maeda menyediakan rumahnya untuk tempat penyusunan konsep teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Ø Sukarni
       Sukarni (lahir di Blitar, Jawa Timur, 14 Juli 1916 – wafat di Jakarta, 7 Mei 1971 pada umur 54 tahun), yang nama lengkapnya adalah Sukarni Kartodiwirjo, adalah tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia. Sukarni adalah salah seorang tokoh pemuda dan pejuang yang gigih melawan penjajah. Peran Sukarni antara lain yaitu Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks Proklamasi adalah Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia.

Ø Fatmawati
       Beliaulah sang istri dari Bapak Proklamator Indonesia Fatmawati yang bernama asli Fatimah. Lahir di Bengkulu pada tahun 1923 dan meninggal dunia di Jakarta pada tahun 1980 dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta. Fatmawati setia menemani Bung Karno selama masa perjuangan. Peranan Fatmawati dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yaitu Fatmawati menjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih yang turut dikibarkan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta.
Ø Sayuti Melik
       Dialah yang mengetik Teks Proklamasi untuk dibacakan Ir.Soekarno
Sayuti Melik adalah tokoh pemuda yang juga sangat berperan dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Peran Sayuti Melik  yaitu Sayuti Melik mengetik naskah Proklamasi setelah ia sempurnakan dari tulisan tangan Bung Karno.
       Selain tokoh – tokoh di atas, juga terdapat para tokoh-tokoh yang ikut berperan dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Para tokoh-tokoh tersebut adalah sebagai berikut.
1.  B.M..Diah
       Merupakan tokoh yang berperan sebagai wartawan dalam menyiarkan kabar berita Indonesia Merdeka ke seluruh penjuru tanah air.

2.  Latif Hendraningrat, S. Suhud dan Tri Murti
       Mereka berperan penting dalam pengibaran bendera merah putih pada acara proklamasi 17-08-1945. Tri Murti sebagai petugas pengibar pemegang baki bendera merah putih.
3.  Frans S. Mendur
       Beliau seorang wartawan yang menjadi perekam sejarah melalui gambar-gambar hasil bidikannya pada peristiwa-peristiwa perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia bersama kawan-kawannya di Ipphos (Indonesia Press Photo Service).
4.  Syahrudin
            Adalah seorang telegraphis pada kantor berita Jepang yang mengabarkan berita proklamasi kemerdekaan Negara Indonesia ke seluruh dunia secara sembunyi-sembunyi ketika personil jepang istirahat pada tanggal 17 agustus 1945 jam 4 sore.
5.  Soewirjo
       Beliau adalah Gubernur Jakarta Raya yang mengusahakan kegiatan upacara proklamasi dan pembacaan proklamasi berjalan aman dan lancar.